Tugas ke 3 Perekonomian Indonesia : Pengangguran RI Meningkat



Pengangguran RI Meningkat

            Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan jumlah pengangguran per-Agustus 2014 sebesar 7,24 juta orang. Sedangkan jumlah angkatan kerja Indonesia pada bulan kedelapan lalu sebanyak 121,9 juta orang. Namun bila dibandingkan dengan tahun lalu , angka pengangguran terbaru ini mengalami penurunan sekitar 170.000 orang dibandingkan posisi Agustus tahun lalu atau turun 2,2%.

            "Dari 121,87 juta otang, jumlah orang yang bekerja 114,63 juta orang dan 7,24 juta yang menganggur atau belum tertampung pasar kerja," papar dia dalam paparan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III di kantornya, Jakarta, Rabu (5/11/2014)

            Peningkatan 90 ribu penganggur di periode Agustus 2014 tersebut jika dibanding Februari 2014 yang mencatatkan angka pengangguran 7,15 juta orang. Sementara dari posisi Agustus 2013 yang sebesar 7,41 juta, realisasi angka pengangguran merosot 170 ribu orang.

            Dia menambahkan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) paling besar adalah mereka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Diploma, dan Universitas. Untuk pengangguran lulusan SMK jumlahnya adalah 11,24% dari total jumlah pengangguran. Pengangguran lulusan SMK ini naik tipis dibandingkan posisi Agustus 2013 yang mencapai 11,21%. Sementara penggangguran bertitel Diploma jumlahnya 6,14% dari total pengangguran, naik dari Agustus 2013 5,95%. Pengangguran Sarjana mencapai 5,65% dari total pengangguran, naik dari Agustus 2013 sebesar 5,39%.

            Dia mengaku heran karena banyak lulusan SMK yang berstatus pengangguran. Pasalnya, dia menilai lulusan SMK harusnya punya kemampuan yang khusus yang dibutuhkan dunia kerja. “Banyak yang kejuruan itu masih pengangguran. Harusnya bisa menjadi catatan pemerintah, bahwa ketika masuk SMK, ada nggak lapangan pekerjaan yang akan menampungnya,” kata Suryamin.

            Suryamin menyebutkan, kategori pendidikan rendah adalah lulusan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kemudian tidak lulus SD dan sama sekali tidak sekolah. “Penyerapan tenaga kerja masih didominasi pekerja berpendidikan rendah, sebesar 74,3 juta orang atau 64,83%,” ungkap Suryamin.

            Dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, porsi penyerapannya sedikit menurun. Pada Agustus 2013 dilaporkan, pekerja berpendidikan rendah mencapai 65,95%. “Melihat porsinya itu turun dari Agustus 2013,” sebut Suryamin. Sedangkan untuk pekerja dengan pendidikan tinggi, dari Diploma dan Universitas hanya 11,2 juta orang atau 9,79% dari total tenaga kerja.

“Agustus 2013 itu sebesar 9,35%, naik sedikit menjadi 9,79%,” imbuhnya. Sisanya adalah lulusan SMA dan SMK yang sebesar 29,1 juta orang atau 25,39% dari total tenaga kerja.
Sumber :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRINSIP DASAR ETIKA

Inquiry Letter

3.1 Kode Perilaku Profesional dan Prinsip-Prinsip Etika Menurut IFAC