Tugas ke 2 Perekonomian Indonesia : Kemiskinan

Kemiskinan 


1.     Pengertian Kemiskinan



                Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.



2.     Mengukur kemiskinan

Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori, yaitu: Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif.

a.       Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten, tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat/negara. Kemiskinan absolut juga merupakan situasi dimana penduduk atau sebagian penduduk yang hanya dapat memenuhi makanan, pakaian, dan perumahan yang sangat diperlukan untuk mempertahankan tingkat kehidupan yang minimum. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari jumlah makanan yang dikonsumsi dibawah jumlah yang cukup untuk menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa). Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dengan pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari.

b.      Kemiskinan relatif adalah kemiskinan yang tidak berhubung dengan garis kemiskinan, kemiskinan jenis ini bersumber dari prefektif masing-masing orang, yaitu karena orang tersebut merasa miskin. Kemiskinan jenis ini bisa menimpa siapa saja. Sebagai contoh, bila seorang pegawai dengan pendapatan 5 juta perbulan mengetahui rekan sekantornya yang selevel memiliki pendapatan yang nilainya 3x lipat, seketika pegawai tersebut akan merasa marah, geregetan. Pada kondisi tersebut pegawai tersebut mengalami kemiskinan relatif atau orang yang sudah memiliki tingkat pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum tidak selalu berarti tidak miskin, ada ahli yang berpendapat bahwa walaupun sudah mencapai tingkat kebutuhan dasar minimum tetapi masih jauh lebih rendah di bandingkan dengan keadaan masyarakat sekitarnya, maka orang tersebut masih berada dalam keadaan miskin. ini terjadi karena kemiskinan lebih banyak di tentukan oleh keadaan sekitarnya, daripada lingkungan orang yang bersangkutan.

Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia berkembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara seperti ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.


3.     Penyebab kemiskinan

Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:

a.      Pengangguran

                Semakin banyak pengangguran, semakin banyak pula orang-orang miskin yang ada di sekitar. Karena pengangguran atau orang yang menganggur tidak bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Padahal kebutuhan setiap manusia itu semakin hari semakin bertambah. Selain itu pengangguran juga menimbulkan dampak yang merugikan bagi masyarakat, yaitu pengangguran dapat menjadikan orang biasa menjadi pencuri, perampok, dan pengemis yang akan meresahkan masyarakat sekitar.


b.     Tingkat pendidikan yang rendah
                Tidak adanya keterampilan, ilmu pengetahuan, dan wawasan yang lebih,  masyarakat tidak akan mampu memperbaiki hidupnya menjadi lebih baik. Karena dengan pendidikan masyarakat bisa mengerti dan memahami bagaimana cara untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia.
Dengan belajar, orang yang semula tidak bisa menjadi bisa, salah menjadi benar, dsb. Maka dengan tingkat pendidikan yang rendah masyarakat akan dekat dengan kemiskinan.

c.     Bencana Alam
                Banjir, tanah longsor, gunung meletus, dan tsunami menyebabkan gagalnya panen para petani, sehingga tidak ada bahan makanan untuk dikonsumsi dan dijual kepada penadah atau koperasi. Kesulitan bahan makanan dan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak dapat terpenuhi.

4. Cara Mengatasi Kemiskinan


1.    Pemerintah harus menyediakan lebih banyak lagi lapangan pekerjaan, agar dapat membantu masyarakat dalam memecahkan masalah kehidupan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota keluarganya.

2.    Jangan menjadi pemalas! Selain pemerintah, masyarakat juga harus ikut andil dalam mensejahterakan kehidupan. Apabila masih belum ada lowongan pekerjaan, masyarakat bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, lebih bagus jika lapangan pekerjaan buatan sendiri itu bisa menampung orang lain untuk menjadi karyawan kita.

3.    Bantuan pendidikan dan kursus gratis dari pemerintah kepada masyarakat kurang mampu agar dapat melanjutkan sekolahnya tanpa bingung soal biaya. Kursus menjahit, memasak untuk ibu-ibu atau bapak-bapak, serta menyediakan fasilitasnya, seperti mesin jahit dan peralatan memasak agar setelah selesai kursus, para bapak dan ibu tersebut bisa langsung mempraktikkan keahliannya di lingkungan dimana mereka tinggal.

4.    Perbaikan akses pangan, kesehatan dan pendidikan bagi orang miskin.
5.    Pembentukan jaring pengaman sosial untuk melindungi mereka yang rentan.
Pengentasan kemiskinan dan pengurangan ketimpangan membutuhkan partisipasi semua pihak,
bukan hanya pemerintah pusat, tapi juga pemerintah daerah, lembaga-lembaga riset, sektor swasta dan
lembaga-lembaga swadaya masyarakat.



5. 5 Fakta Menarik Kemiskinan di Indonesia
 
Kemiskinan merupakan bukanlah musuh, ia tidak bias dimusnahkan, hanya bisa diminimalisasikan seperti layaknya kejahatan. Namun demikian ada beberapa fakta menarik seputar kemiskinan yang ada di Indonesia. Berikut 5 fakta menarik tentang kemiskinan di Indonesia.

1.        28,55 Juta
                Inilah angka jumlah penduduk di Indonesia yang ada di garis kemiskinan pada tahun 2013 per September 2013. Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Indonesia. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk singapura, maka orang miskin di Indonesia adalah 5 kali lipatnya. Jumlah ini berarti 11,47% dari keseluruhan penduduk di Indonesia. Dan jumlah ini seringkali bertambah jika ternyata ada kebijakan kenaikan BBM, atau kenaikan bahan pokok makanan semacam beras.

2.       14%
                14% merupakan ukuran siapa sebenarnya orang miskin. Maksudnya, orang Indonesia akan digolongkan menjadi orang miskin jika mempunya penghasilan 12% dari upah minimum tenaga kerja di daerah tersebut. Jika UMR di Surabaya 2,2 juta, maka orang miskin apabila memiliki penghasilan perbulan hanya sekitar 308.000, atau sehari ia hanya mendapatkan uang sekitar Rp. 30.000 rupiah. Dan setiap kota akan memiliki ukuran yang berbeda tergantung daerahnya, namun umumnya demikian.

3.        Dihisap Pengusaha Rokok
                Harta orang miskin kebanyakan memang dihisap oleh pengusaha rokok di Indonesia, ini karena 71% perokok yang ada di Indonesia mayoritas merupakan orang miskin. Ironis bukan. Tentu saja bukan salah sepenuhnya pengusaha rokok, karena merokok juga keinginan orang miskin sendiri. Namun ini tentu saja menjadi ironi bangsa karena si kaya hidup dari memeras kesehatan orang miskin yang kekurangan.
4.       Papua Barat
                Umumnya orang miskin di Indonesia berada di wilayah timur, maluku dan papua. Dan provinsi paling miskin di Indonesia adalah Papua Barat. Provinsi ini sebenarnya baru berdiri dan memiliki potensi kekayaan alam yang sangat luar biasa dalam bidang pariwisata, tambang minyak dan gas. Namun provinsi yang memiliki penduduk berjumlah 770 Jiwa ini 36,80% adalah orang miskin, artinya hamper setengahnya. Yah... paling masalah klasik, dikorupsi.
5.       Pendidikan 
                Ini memang faktor terbesar kemiskinan yang ada di Indonesia. Pendidikan berarti akan memberikan kemampuan, akan memberikan potensi dengan bekal keilmuan. Namun di Indonesia meskipun katanya sekolah gratis, tapi faktanya selalu ada embel-embelnya. Dan lagi satu hal yang menjadikan pendidikan di Indonesia buruk, adalah pemerataan yang tidak sempurna. Di pelosok pedalaman pendidikan belum dijangkau sempurna. Jangan heran jika Anda menemukan di pelosok pedalaman orang masih harus naik turun gunung pergi ke sekolah dan tidak ada gurunya.


Sumber:
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRINSIP DASAR ETIKA

Inquiry Letter

3.1 Kode Perilaku Profesional dan Prinsip-Prinsip Etika Menurut IFAC